Wayang Revolusi

Wayang Museum, Jakarta

Surakarta, Jawa Tengah, sekitar 1946

Wayang kulit merupakan seni mendongeng tradisional yang berasal dari Jawa. Selama 10 abad, wayang dipentaskan di wilayah keraton di Jawa dan Bali sebelum akhirnya menjadi populer di kalangan penduduk biasa dengan kisah Ramayana.

Wayang Revolusi adalah wayang versi kontemporer yang diadaptasi untuk kepentingan penyampaian kisah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada masa tidak ada televisi dan akses yang sulit untuk mendengar siaran radio, Wayang Revolusi menjadi media yang berperan penting dalam upaya meningkatkan kesadaran persatuan dan kesatuan masyarakat untuk melawan Belanda.

Wayang ini biasa dipentaskan bagi para penduduk di seluruh Pulau Jawa. Dalang biasanya membawakan cerita tentang kisah perjuangan Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan. Seperti misalnya cerita Proklamasi 17 Agustus 1945, Sumpah Pemuda, Perang Surabaya 10 November, Perjanjian Linggarjati, dan Perjanjian Renville. Koleksi ini sangat langka, karena hanya beberapa set wayang yang tersisa. Tokoh-tokoh Wayang Revolusi merupakan tokoh-tokoh pahlawan nasional dan tokoh yang ada di dunia nyata lainnya (buruh, petani, guru, tentara, dan sebagainya). Hal menarik lainnya adalah karena dalam wayang ini terdapat beberapa figur tokoh perempuan yang turut terlibat dalam kisah perjuangan kemerdekaan.

Koleksi ini juga menceritakan hubungan antara Indonesia dan Australia di masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Tujuh minggu setelah proklamasi 17 Agustus, Australia mengirimkan misi diplomasi untuk bertemu Presiden Soekarno. Pertemuan ini bertujuan sebagai tahap awal bentuk pengakuan terhadap Republik Indonesia. Dalam rangka mendukung deklarasi kemerdekaan Indonesia, para pekerja pelabuhan di Australia secara terang-terangan memboikot kapal-kapal Belanda yang transit melalui Australia, aksi ini dikenal dengan sebutan “Armada Hitam”.

Bagian badan Wayang revolusi terbuat dari kulit kerbau, sementara gapit dan tudingnya terbuat dari tanduk kerbau dan kayu/bambu. Ukurannya beragam, rata-rata wayang memiliki panjang 50 cm dengan lebar 19 cm.

Wayang Revolusi koleksi Museum Wayang dibeli oleh Wereldmuseum pada tahun 1960. Koleksi ini diserahkan kepada Museum Wayang pada tahun 2005 melalui Gubernur DKI. Peminjaman Wayang Revolusi merupakan pinjaman jangka panjang dan dilakukan untuk merayakan HUT RI yang ke-60 tahun.

No inventaris: MW/I/J-2
Bahan: Kulit Kerbau, Tanduk Kerbau, Bambu
Ukuran: Tinggi 50 cm, Lebar 19 cm