Lonceng ini ditemukan dari Kapal Forbes, sebuah kapal karam yang ditemukan di lepas pantai Pulau Belitung di Selat Karimata Indonesia. Perairan tempat ditemukannya kapal karam merupakan persimpangan di mana kapal-kapal dagang yang berasal dari Selat Malaka, Teluk Thailand dan Laut Tiongkok Selatan masuk ke Laut Jawa.
Pelayaran yang nahas
Kapal Forbes adalah kapal dagang milik Forbes & Company, sebuah perusahaan dari Kolkata, India. Pada pelayaran nahas terakhirnya, Kapal Forbes berangkat dari Kolkata menuju wilayah Sulu, Filipina pada tanggal 5 April 1806. Kapal ini membawa muatan opium, tekstil, dan besi. Selain perdagangan, kapal ini juga terlibat dalam kegiatan privateer dan perang laut melawan Belanda di bawah komisi perang. Pada tanggal 11 September 1806, Kapal Forbes tenggelam di perairan Belitung Timur dalam perjalanannya kembali ke Kolkata.
Terbuat dari perunggu dengan teknik pengecoran 'lost-wax', kondisi fisik bel relatif utuh mengingat sudah berada di bawah laut selama ratusan tahun. Tulisan ‘1802’ terukir di permukaan lonceng, menunjukkan tahun kapal itu dibangun. Lonceng kapal biasanya digunakan untuk memperingatkan saat kapal lain mendekat, saat kapal dalam bahaya, atau sebagai isyarat bagi penumpangnya. Lonceng ini ditemukan bersama dengan meriam dan perak Dolar Spanyol.
Pythagora Yuliana Purwanti dari Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta menceritakan arti penting Lonceng Kapal Forbes.