Patung Dewi Durga ini dibuat pada abad ke-8 M dan berasal dari Jawa Tengah di dekat candi Prambanan. Dewi Durga digambarkan sebagai sosok yang berdiri di belakang mahesa (banteng), delapan tangannya masing-masing memegang benda suci.
Secara historis, Dewi Durga adalah salah satu dewi agama Hindu yang paling populer di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Banyak patung batu Dewi Durga yang berasal dari abad ke-4 hingga ke-12 telah ditemukan, dan sosoknya juga digambarkan dalam relief yang diukir di candi-candi. Popularitas Dewi Durga terus berlanjut hingga saat ini dan terwakili dalam cerita rakyat di Jawa dan Bali, termasuk dalam pertunjukan wayang kulit.
Beragam wajah Dewi Durga
Pada masa Hindu-Budha, Dewi Durga sering diartikan sebagai wanita yang kuat dan anggun; Namun, penggambaran ini telah bergeser dari waktu ke waktu. Sejak abad ke-12, cerita-cerita populer mulai mengasosiasikannya dengan 'alam kegelapan', sedangkan dalam pewayangan, sosok Dewi Durga digambarkan sebagai wanita yang berkarakter buruk.
Perubahan penggambaran Dewi Durga kemungkinan besar dipengaruhi oleh perubahan persepsi masyarakat Jawa terhadap karakter perempuan yang kuat. Awalnya ia digambarkan sebagai dewi yang cantik dan perkasa, tetapi kemudian perlahan-lahan berubah menjadi figur yang mengancam. Pergeseran pandangan ini dapat menunjukkan bagaimana perubahan dalam masyarakat dapat mempengaruhi budaya material dan karakterisasi dewa perempuan.
Kurator dari Museum Sonobudoyo berbagi mengenai arti penting Patung Durga dalam koleksi mereka.