Penggiling Kopi Aceh

Museum Pedir (Aceh)

Penggiling kopi ini ditemukan di Dataran Tinggi Gayo Aceh, Indonesia, dan berasal dari awal abad ke-20. Penggiling ini merupakan produk Farmer Export Co. dan dirancang untuk diletakkan di atas meja untuk menggiling biji kopi menjadi bubuk.

Pahit dan manisnya sejarah kopi di Aceh berawal dari sistem eksploitasi kolonial. Pemerintah kolonial Belanda mulai membudidayakan kopi pada tahun 1908 di dekat Danau Lut Tawar, di Aceh tengah. Pada tahun 1915, sebanyak 16.000 kilogram kopi Aceh berhasil diekspor ke luar negeri sebagai komoditas perdagangan kolonial.

Kopi dan budaya Aceh

Tanaman kopi di Aceh diekspor ke Eropa oleh Belanda dan masyarakat setempat dilarang mengkonsumsi dan membudidayakan kopi sendiri. Aturan-aturan ini terbukti sulit dikendalikan, karena tanaman kopi tumbuh di mana-mana di desa-desa sekitar pertanian milik Belanda. Secara tradisional, daun tanaman kopi Robusta disangrai, dicampur dengan air panas dan diminum dengan gula aren.

Saat ini, kopi adalah bagian penting dari budaya Aceh. Warung kopi banyak ditemukan di mana-mana dan selalu buka hingga dini hari agar orang bisa bertemu dan mengobrol. Kafe modern terus berkembang setiap tahun dengan peralatan seduh kopi modern dan mesin espresso otomatis dan manual.

Hafnidar dari Museum Pedir menceritakan makna penting dari penggiling kopi dan sejarah produksi kopi di Aceh.

Curators